Pada
kesempatan kali ini, kita akan melihat beberapa letusan gunung berapi paling
besar dalam sejarah yang diukur dengan Volcanic Explosivity Index (VEI), sistem
klasifikasi yang mirip dengan skala magnitudo pada gempa bumi. Sistem ini dikembangkan pada tahun
1980-an, dan menggunakan faktor-faktor seperti volume letusan, laju letusan,
dan variabel lainnya untuk mengukur kekuatan letusan gunung berapi. Skala
dimulai dari 1 sampai 8, dan setiap kenaikan 1 VEI, maka letusan akan 10 kali
lebih kuat dibanding skala dibawahnya. Sampai saat ini belum ada letusan gunung
berapi yang mencapai skala VEI 8 dalam 10.000 tahun terakhir, tapi sejarah
manusia telah melihat beberapa letusan yang sangat kuat dan menghancurkan.
Disini kami menyajikan 10 letusan gunung berapi yang paling kuat dalam 4.000
tahun terakhir (dalam catatan sejarah manusia).
1.
Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, Indonesia - 1815 VEI 7
Letusan
Gunung Tambora adalah letusan gunung berapi terbesar yang pernah dicatat oleh
manusia, dan diberi skala VEI 7 (atau "super-kolosal"). Gunung berapi
yang masih aktif hingga kini, dulunya merupakan salah satu puncak tertinggi di
kepulauan Indonesia. Letusan mencapai puncaknya pada bulan April 1815, ketika
gunung ini meletus, suaranya begitu keras bahkan terdengar hingga Pulau
Sumatera, yang berjarak lebih dari 2000 km. Korban tewas akibat letusan
diperkirakan mencapai 71.000 orang, dan awan abu menyebar sampai pada tempat
yang sangat jauh.
2.
Gunung Changbaishan, Perbatasan China dan Korea Utara - 1000 SM VEI 7
Juga
dikenal sebagai Gunung Baitoushan, letusan gunung ini memuntahkan material
vulkanik jauh sampai Jepang utara, yang berjarak sekitar 1.200 kilometer.
Letusan juga menciptakan kaldera besar selebar hampir 4,5 km dan sedalam hampir
1 km pada puncak gunungnya. Kaldera ini sekarang dipenuhi dengan air dan
menjadi Danau Tianchi, yang merupakan tujuan wisata populer baik karena
keindahan alamnya dan juga karena penampakan makhluk tak dikenal yang diduga
tinggal di dalamnya. Gunung ini terakhir meletus pada 1702, dan ahli geologi
menganggapnya tidak aktif lagi. Emisi gas dilaporkan keluar dari puncak dan
sumber air panas di dekatnya pada tahun 1994, tetapi tidak ada bukti aktivitas
gunung berapi lagi yang diamati sejak itu.
3.
Gunung Thera, Pulau Santorini, Yunani - Sekitar 1610 SM VEI 7
Para
ahli geologi berpikir bahwa gunung Thera di Kepulauan Aegean meletus dengan
mengeluarkan energi beberapa ratus bom atom dalam sepersekian detik. Meskipun
tidak ada catatan tertulis dari letusan ini, para ahli geologi merasa ini bisa
saja menjadi letusaan gunung berapi terkuat yang pernah disaksikan. Pulau yang
menjadi tempat bagi gunung berapi ini, Santorini (bagian dari kepulauan gunung
berapi), juga menjadi tempat bagi peradaban Minoan, meskipun ada beberapa
indikasi bahwa penduduk pulau itu menduga gunung berapi akan meletus dan
mengungsi. Karena tsunami dan penurunan suhu yang disebabkan oleh sejumlah
besar sulfur dioksida yang dimuntahkan ke atmosfer dan mengubah iklim.
4.
Gunung Ilopango, El Salvador - 450 SM VEI 6 +
Gunung
ini berada di pusat El Salvador, hanya beberapa kilometer di timur ibukota San
Salvador. Gunung ini hanya mengalami dua kali letusan dalam sejarah, letusan
pertama yang diketahui menyelimuti sebagian dari tengah dan barat El Salvador
dengan batu apung dan abu, dan menghancurkan kota-kota Maya awal, memaksa para
penduduk untuk mengungsi. Rute perdagangan terganggu, dan pusat-pusat peradaban
Maya bergeser dari daerah dataran tinggi El Salvador ke daerah dataran rendah
di sebelah utara dan di Guatemala. Kaldera puncak dari gunung ini sekarang
menjadi tempat bagi salah satu danau terbesar di El Salvador.
5.
Pulau Ambrym, Republik Vanuatu - 50 SM VEI 6 +
Pulau
gunung berapi seluas 665 km persegi, bagian dari sebuah bangsa kecil di barat
daya Samudera Pasifik, menyaksikan salah satu letusan paling mengesankan dalam
sejarah, letusan yang mengirim gelombang abu panas dan debu turun gunung dan
membentuk kaldera selebar 12 km. Gunung berapi ini terus menjadi salah satu
yang paling aktif di dunia. Gunung ini telah meletus hampir 50 kali sejak 1774,
dan telah terbukti menjadi tempat yang berbahaya bagi penduduk setempat. Pada
tahun 1894, enam orang tewas oleh letusan gunung berapi ini dan empat orang
lainnya tewas oleh aliran lava, dan pada tahun 1979, curah hujan asam yang
disebabkan oleh gunung berapi turut mengambil korban beberapa jiwa.
6.
Gunung Pinatubo, Luzon, Filipina - 1991 VEI 6
Gunung
ini merupakan sebuah stratovolcano yang terletak di rantai gunung berapi di
sepanjang zona subduksi, letusan dahsyat dari Pinatubo adalah letusan eksplosif
klasik. Letusannya mengeluarkan lebih dari 5 kilometer kubik material ke udara
dan membuat kolom abu setinggi 35 km di atmosfer. Abu lalu jatuh di pedesaan,
dan menumpuk sehingga beberapa atap runtuh akibat beratnya. Ledakan itu juga
memuntahkan jutaan ton sulfur dioksida dan partikel lainnya ke udara, yang
menyebar ke seluruh dunia oleh arus udara dan menyebabkan suhu global menurun
sekitar 0,5 derajat Celcius selama setahun berikutnya.
7.
Novarupta, Semenanjung Alaska - Juni, 1912 VEI 6
Letusan
Novarupta, salah satu dari rantai gunung berapi di Semenanjung Alaska, bagian
dari Cincin Api Pasifik, adalah letusan gunung berapi terbesar abad 20. Letusan
yang sangat kuat mengirim 12,5 km kubik magma dan abu ke udara, yang turun dan
menutupi area seluas 7.800 km persegi dengan kedalaman abu lebih dari 30 cm.
8.
Gunung Santa Maria, Guatemala - 1902 VEI 6
Letusan
Gunung Santa Maria pada tahun 1902 adalah salah satu letusan terbesar abad 20.
Letusan terjadi setelah gunung berapi itu tidak aktif selama sekitar 500 tahun,
dan meninggalkan kawah besar, hampir selebar 1,5 km di sisi barat daya gunung.
Gunung berapi ini telah mengalami aktivitas yang berkesinambungan sejak letusan
terakhir, dan sebuah letusan VEI 3 terjadi pada tahun 1922. Pada tahun 1929,
Santa Maria memuntahkan aliran piroklastik (dinding dari gas panas dan abu yang
bergerak sangat cepat), yang merenggut ratusan nyawa dan mungkin telah membunuh
sebanyak 5.000 orang.
9.
Gunung Krakatau, Selat Sunda, Indonesia - 1883 VEI 6
Gemuruh
yang mendahului letusan akhir Krakatau dalam beberapa pekan pada tahun 1883
akhirnya mencapai klimaks dengan letusan besar pada tanggal 26-27 April. Letusan
eksplosif dari stratovolcano yang terletak di sepanjang busur kepulauan
vulkanik di zona subduksi lempeng Indo-Australia, mengeluarkan sejumlah besar
batu, abu dan batu apung dan letusannya sendiri terdengar sampai ribuan
kilometer jauhnya.
Letusan ini juga menciptakan tsunami, dengan ketinggian maksimum gelombang
mencapai 40 meter dan menewaskan sekitar 34.000 orang. Efek tidal dari
gelombang bahkan terasa sampai di Semenanjung Arab yang terletak 11.000 km
jauhnya. Sementara pulau tempat dimana Krakatau berada hancur dalam letusan
ini, Krakatau kembali meletus pada Desember 1927 dan menyisakan Anak Krakatau,
kerucut di tengah kaldera yang dihasilkan oleh letusan 1883. Anak Krakatau
secara sporadis aktif, dan membentuk pulau baru dalam bayang-bayang induknya.
10.
Huaynaputina, Peru - 1600 VEI 6
Puncak
ini adalah situs letusan gunung berapi terbesar di Amerika Selatan dalam
sejarah. Letusan ini mengirim lumpur sampai sejauh Samudra Pasifik, yang 120 km
jaraknya, dan tampaknya telah mempengaruhi iklim global. Musim panas setelah
letusan 1600 adalah yang paling dingin dalam 500 tahun. Abu akibat ledakan
mengubur 50 km persegi daerah barat gunung, yang tetap diselimuti sampai hari
ini. Meskipun Huaynaputina memiliki ketinggian 4,850 meter, ia tetap merupakan
gunung berapi yang aktif. Ia berdiri di sepanjang tepi jurang yang dalam.
Bencana alam 1600 merusak kota-kota di dekatnya seperti Arequipa dan Moquengua,
yang baru pulih sepenuhnya lebih dari satu abad kemudian.